Masjid Islamic Centre kota Palopo |
Adalah Hati. Hal yang sangat patut untuk disyukuri dari apa
yang Allah ciptakan pada diri kita. Anugerah yang tiada taranya dan
tandingannya. Terimalah anugerah Allah ini dengan sebaik-baik penerimaan, dan
jangan pernah menyesalkan apa yang telah diberikanNya.
Masalah hati, seringkali menjadi beban berat yang ditanggung
oleh pemiliknya, apalagi kalau bukan tentang rasa, tentang cinta dan kasih sayang.
Memang banyak yang menggembirakan, tapi tidak sedikit yang menyengsarakan. Fakta
mengarah pada akhir episode kehidupan manusia dimana ujungnya adalah kematian. yang
bahagia melanjutkan hidupnya dengan kebahagiaan, yang sengsara menderita, dan
kerapuhan mematahkan semangat hidup. Semua karena hati.
Pada dasarnya kehidupan yang dijalani berbarengan dengan
suasana hati. Menjadi baik ketika hati sedang dalam momen yang baik, menjadi
buruk ketika hati sedang dalam kondisi terpuruk. Hal ini sudah diwanti-wanti
oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya “didalam diri manusia ada segumpal
daging yang apabila baik maka baik pula seluruh tubuhnya, dan jika buruk maka
buruk pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah qalbu
(hati).” Dengan kata lain, hati memiliki peranan penting dalam
mengontrol tubuh manusia yang rentan akan kerusakan.
Ada hal lain yang lebih unik dari hati ini, mungkin kita
sudah mengetahuinya, minimal merasakannya. Masalah hati seringkali disangkut
pautkan dengan Cinta, memang benar. Tapi bukan cinta jika hanya bersemayam
didalam hati. Bukan pula cinta jika hanya manis dibibir saja. Tak penting cinta
yang ada didalam hati pun yang ada diatas bibir, bukti dari cinta adalah yang
terpenting.
Meskipun demikian hati tetaplah memiliki peranan penting
dalam masalah cinta ini, sayangnya perkara hati pun bisa menjadi momok bagi
sang pecinta, sebab hati terkadang mengarahkan cinta pada lain pihak, tidak
menentu dan tidak tetap dengan cintanya. Hari ini mencintai satu wanita, esok
mencintai wanita lain yang jauh lebih cantik dan menarik dari hari ini. Itu lumrah
bagi hati yang plin-plan.
Terlebih lagi hati dengan rasa cinta yang menggebu-gebu,
hati bernokhta hitam akan menghantarkan pada cinta yang tidak suci, cinta yang
terusak oleh perbuatan sang pecinta, dengan dalih cinta mengimplementasikan kecintaannya
melalui perbuatan maksiat yang jelas sangat salah lagi mengundang kemurkaan
Allah SWT. Itu lumrah bagi mereka yang tak mencintai Allah dengan sebaik-baik kecintaan
padaNya.
Ketetapan hati itu penting, itu menandakan kekonsistenan dan
sikap ksatria. Menetapkan dan memantapkan hati adalah lambang dari kesetiaan
yang tercurah dari kasih sayang serta rasa tanggung jawab. Ini sangat hebat. Terlebih
lagi jika ketetapan hati akan cinta tidak hanya kepada Manusia saja, kepada
Agama pun sama, mencintai agama Allah SWT dengan sebaik-baik cinta, mencintai
RasulNya dengan cinta yang tiada taranya. Sungguh tiada lagi yang bisa mengalahkan
itu semua.
Dibalik itu semua, hati adalah hal yang tak bisa diterka ia
memiliki rahasianya sendiri, sangat sulit untuk memantapkan hati jika hanya menggunakan
hati, ada pelengkap yang terkadang dilupakan, ialah Akal. Keduanya menjadi
baik apabila mampu disinergikan dengan perantara agama, sebab Agamalah yang
mampu mengontrol hati, dan hatilah yang membenarkan Agama, tentunya dengan Akal
agama menjadi mudah untuk diterima.
Salam damai untuk kita semua. Wallahu alam bissawab.
Wassalam
Palopo 13 Juli 2018
Muh. Andi Sugandi