Thursday, October 30, 2014

AKU TELAH BERJANJI



Engkau yang begitu menggugah hatiku…

Dengarkanlah. Aku telah berjanji, untuk tidak menyakiti seorang wanita, sebab wanita bagiku adalah segalanya.. wanita adalah jelmaan dari seorang Ibu, sehingga apabila aku sampai menyakiti wanita, maka akupun telah menyakiti ibuku…

Dengarkanlah. Aku telah berjanji, untuk tidak menahan perasaanku ketika aku jatuh cinta. Bukan berarti aku ingin mengumbar-umbar cintaku kepada wanita, tapi aku hanya tak ingin menahan perasaan seperti itu terlalu lama didalam hatiku...

Dengarkanlah. Aku telah berjanji, untuk tidak berpacaran, sebab aku tak yakin apakah bisa menjaga diriku dari perbuatan zina. sebab aku yakin dan percaya, salah satu kunci gerbang zina adalah dengan berpacaran. aku takut Allah murka padaku, jika sampai menjadikan diri sebagai budak setan dengan mengikuti langkah-langkahnya yang menyesatkan...

Tapi…. Engkau hadir bagai hembusan angin yang menerpa wajahku. Kehadiranmu memberikan kesan lain padaku. Aku tak tahu, apakah ini cinta,? atau hanya kagum akan wibawa dan kearifan yang ada diwajahmu...

Walau demikian, seperti janjiku, aku tak akan pernah menyakitimu, dan jika suatu saat aku benar-benar yakin bahwa ini perasaan cinta, aku akan mengutarakannya. Tapi tidak dengan memintamu untuk menjadi pacar atau kekasihku...

Jika suatu saat nanti aku sudah mantap dengan keyakinan akan cintaku padamu, maka hanya satu keinginan terbesarku, yakni dengan menjadikanmu halal bagi..

Persaksikanlah. Aku yakinkan padamu, dengan menjadikanmu halal bagiku, sungguh aku akan berusaha untuk menjaga, mengasih dan mengasuh serta menjadi imam yang baik bagimu sebab engkau tak layak untuk disakiti...

Persaksikanlah. Aku yakinkan padamu, dengan menjadikanmu halal bagiku, sungguh akan kita buat para malaikat iri pada kemesraan kita. Dunia dan segala isinya akan mendo’akan kebahagiaan kita, sebab kitalah yang nantinya akan menjadi panutan untuk pasangan yang lain...

Persaksikanlah. Aku yakinkan padamu, dengan menjadikanmu halal bagiku, Allah akan memberikan istana-istana di surga yang nantinya menjadi tempat kekal bagi kita..

Itu semua hanya akan terjadi Jika memang engkaulah wanita yang ditakdirkan untukku..


Ghandie Jadoel.

Thursday, October 23, 2014

Hijrah dan Cinta... Thanks To Allah.


Assalamualaikum Wr.Wb....

Alhamdulillah....Segala Puji bagi Allah yang telah menjadikan malam dan siang sebagai bukti bahwa tiada kuasa selain kuasa-Nya. Salam dan Shawalat tetap tercurah kepada Junjungan kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW. Ya Rasulullah...persaksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang akan terus melanjutkan perjuangan yang telah engkau mulai hingga akhir hayat kami.
Sahabat sekalian. mimpi yang selama ini selalu menghiasi tidurku, tak pernah ku sangka akan benar-benar terwujud. Awalnya saya sendiri pun memiliki syak wasangka bahwa mimpi itu tak akan pernah terwujud. tapi Alhamdulillah, Allah membangunkanku dan menuntunku untuk segera meraih mimpi itu.
sahabat sekalian, Mimpi itu adalah saya ingin menjadi seorang penulis. Itulah mimpi yang saya cita-citakan selama ini, mimpi yang akhirnya bisa terwujud hampir setahun lamanya. yaps... Setahun bukan waktu yang singkat sobat. Dalam kurun waktu itu, saya belajar dan terus mengasah kemampuan saya dengan tanpa lupa memanjatkan do'a kepada Allah SWT.
Insya Allah Novel dengan judul Hijrah dan Cinta akan segera terbit. Mohon do'a dan dukungannya. terima kasih saya ucapkan kepada semua orang yang telah menginspirasi saya, dan tak lupa rasa terima kasih saya kepada Penerbit Mafazamedia yang telah mewujudkan mimpi saya menjadi seorang penulis. 
Thank's To Allah
Fastabiqul Khairat...
Wassalamualaikum Wr.Wb

Novel Perdana Hijrah dan Cinta. Muh Andi Sugandi

SINOPSIS

Konsekuensi kenakalan yang harus diterima Galib adalah ia harus meninggalkan kampung halamannya untuk belajar menghargai kehidupan dan tujuan hidup. Walau berat sang Ayah untuk memindahkan sang anak, tapi itulah nuansa hidup. Apapun yang nantinya akan terjadi, semoga dapat menjadi pembelajaran yang sangat berharga untuk Galib.
Di Kota Malang, Galib mengarungi hidupnya. Tinggal bersama sang paman, nyatanya tak mampu merubah sedikitpun tingkah laku Galib. ia semakin bebas dan tak terkendali. Hingga akhirnya suatu kejadiaan naas yang dialaminya. Sahabatnya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, dan dimutasinya sang paman ke kampung halamannya sehingga membuat ia dipaksa untuk hidup mandiri kota Malang sendiri tanpa satupun sanak keluarga yang menemaninya.
Dua kejadian tersebut yang akhirnya dapat merubah pola pandang Galib terhadap tujuan hidupnya di dunia. Dalam perenungan yang panjang, terbesit dihatinya untuk berhijrah. Berhijrah dari manusia yang hidup tanpa aturan, menuju manusia yang siap hidup dalam aturan pesantren. Berhijrah dari Kota Malang menuju Kediri. Berhijrah dari keadaan buruk pada keadaan baik. Berhijrah dari sikap jahiliya, pada sikap yang cerdas dan mencerdaskan. Hijrahnya itupun ia buktikan dengan menuntut ilmu agama disalah satu pesantren yang ada di Kediri.
Satu tahun Galib menuntut Ilmu di Pesantren, Galib pun kembali ke Malang untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Disinilah kehidupan Galib yang sesungguhnya dimulai. Cinta mulai menggrogori hatinya tatkala ia dipertemukan oleh seorang Gadis bernama Jihan yang begitu meluluhkan hatinya, tantangan yang dijalaninya tatkala ia harus berfikir untuk bagaimana dapat menghidupi dirinya selama menuntut ilmu di Malang, dan juga ujian akan Hijrah yang dialaminya.