Sunday, March 16, 2014

HAKIKAT SEORANG MUKMIN ADALAH MENSYUKURI NIKMAT



Assalamualaikum.Wr.Wb.
Alhamdulillah sahabat sekalian. Sampai saat ini, Allah swt masih memberikan nikmat kesehatan, nikmat kesempatan dan juga yang paling penting adalah nikmat Iman yang sampai saat ini masih melekat kuat dihati sanubari kita semua. Seandainya seluruh pohon yang ada dibumi ini dijadikan sebagai pena, dan seluruh air laut dijadikan sebagai tinta, maka sungguh semua itu tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia.
Salam dan shalawat tetap tercurah kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad saw. Sang advokat sejati, sang aktor terbaik sepanjang peradaban manusia yang dengan gigihnya memperjuangkan agama Islam sehingga panji-panji Islam mampu menggantikan panji-panji kebatilan.
Sahabat sekalian. Hari ini, disaat banyak orang yang terlena akan dunia yang fana dan bersifat sementara ini, memberikan pandangan dan pertanyaan yang begitu banyaknya muncul dalam benak saya. Ditempat ini, dibawah terangnya bulan purnama dan dinginnya malam menerpa kulit saya berfikir untuk menuliskan sesuatu yang kiranya dapat menyentuh hati sanubari.
Sahabat sekalian, masihkah kita berfikir untuk jauh terlena dengan keindahan dunia. Bukankah Allah telah menerangkan kepada kita melalui firmannya bahwa dunia ini hanya sementara dan Negeri akhirat lah yang kekal. Firman Allah swt:
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)
Masihkah kita meragukan akan keabsahan dari Al-Qur’an.? saya yakin dan percaya, bahwa umat Islam tiada satupun yang meragukan Al-Qur’an. Firman Allah diatas sungguh sudahlah sangat jelas. Allah mengakhirinya dengan menekankan pada kalimat “kalau mereka mengetahui” dari kata ini, dapat pula kita tarik kesimpulan bahwa sungguh manusia memang banyak yang tidak mengetahui akan hal itu. Entah itu kaum muslim sendiri, dan juga orang-orang kafir.
 
Ilustrasi keserakahan

Sahabat sekalian, dunia ini memang Indah. Segalanya kiranya dapat memuaskan seluruh kebutuhan diri ini. Namun yakinlah bahwa itu hanyalah sementara. Kita sadari atau tidak, terkadang sesuatu yang kita butuhkan jika sudah terpenuhi, biasanya tidak menjadikan kita lantas untuk berpuas diri, terkadang kita serakah. Contohnya saja harta kekayaan. Fenomena yang terjadi, orang yang ingin kaya, jika telah mendapatkan kekayaan, tidak akan pernah puas akan kekayaannya yang ia dapat, bahkan kebanyakan cenderung untuk menambah kekayaannya, walau harus dengan menghalalkan segala cara. Fenomena ini, sebenarnya bagi mereka yang berakal sudah cukup memberikan isyarat akan dunia yang sementara ini. Bagi mereka yang yakin akan janji Allah, pastilah akan mencoba untuk menjauhi sifat serakah yang pastinya akan menjerumuskan dirinya jauh dari Allah.
Dalam kehidupan ini ada bertingkat-tingkat tentang kenikmatan dunia. Manusia berlumba-lumba  mengejar, hingga kepayahan, dan umurnya habis, dan hidupnya tersungkur, hanya diarahkan mengejar kenikmatan dunia. Tak ada kenikmatan yang sejati. Kenikmatan yang diinginkan manusia dalam kehidupan itu hanyalah kenikmatan yang semuanya hanya ilusi. Khayalan dari manusia yang sudah menjadi tabiat hidupnya hanya untuk kenikmatan dan kemegahan.

Ilustrasi Rasa Syukur

Ketahuilah, sesungguhnya kenikmatan yang teragung dan terbesar, yaitu kenikmatan yang dirasai sepenuhnya di hari akhirat nanti. Kenikmatan akhirat itulah yang akan membawa hamba kepada kemuliaan yang kekal. Karena itu, hakikatnya seorang mukmin, tidak mengejar kenikmatan dunia, yang tidak memiliki keuntungan apa-apa melainkan sedikit saja, dibandingkan dengan kenikmatan berupa kemuliaan disisi Allah Azza Wa Jalla.
Hakikat seorang Mukmin adalah mensyukuri segala Nikmat Allah. Sahabat sekalian tidakkah kita ingin dikatakan sebagai seorang mukmin yang dirahmati Oleh Allah.? tidakkah kita patut untuk mensyukuri segala Nikmat yang saat ini masih diberikan oleh Allah kepada kita sampai hari ini.? Tidakkah kita patut untuk mensyukuri masih diberikan udara untuk bernafas.? Pernahkah kita meluangkan diri kita untuk sekedar meresapi semuanya dengan berkunjung kerumah sakit. Disana kita melihat ada seorang pasien yang harus diberikan oksigen karena tak mampu bernafas dengan sempurna. Oksigen yang diberikan oleh pihak rumah sakit tidaklah gratis sahabat sekalian, oksigen itu harus dibawar. Sedangkan oksigen yang Allah berikan gratis adanya. Coba kita bayangkan, seandainya Allah meminta bayaran dari oksigen yang diberikan-Nya seperti yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Mampukah kita untuk membayarnya. Oksigen yang kita hirup terhitung semenjak kita lahir sampai hari ini. Sungguh kita tidak akan mampu membayarnya. Dan masih banyak lagi contoh-contoh Nikmat yang Allah berikan kepada kita. Renungi dan resapilah. Segala sesuatu, sekecil apapun patutlah untuk kita syukuri.
Semoga bermanfaat.
Fastabiqul Khairat.
Wassalamualaikum Wr.Wb
By: IMMawan Muh. Andi Sugandi